Bagi kebanyakan orang, gym layaknya rumah kedua tempat memangkas lemak perut dan membentuk otot dada demi mendapatkan bentuk tubuh ideal. Tapi tak jarang pula yang mengeluh bahwa lama kelamaan gym terasa seperti musuh dalam selimut. Sudah lama berpeluh keringat dan berkutat di gym, mereka tidak mengalami perubahan apapun pada bentuk otot tubuh mereka. Bahkan, otot tubuh justru terlihat mengecil saat bercermin.
Jika Anda familiar dengan situasi di atas, Anda tidak sendirian. Dan alasan kenapa otot tampak mengerut ketika Anda bercermin di gym mungkin bisa mengejutkan Anda.
Standar tubuh ideal di gym memengaruhi bagaimana Anda menilai tubuh Anda sendiri
Diakui atau tidak, alasan untuk nge-gym bagi hampir sebagian besar orang lebih didasari oleh kekhawatiran tentang lemak tubuh, rasa malu, dan rasa bersalah daripada keinginan untuk hidup sehat. Begitu juga dengan pria. Para peneliti dari Inggris dan Australia menemukan bahwa biasanya pria yang menganggap tubuhnya “berlemak” akan semakin sering dan lama untuk berolahraga.
Sementara itu, Anda terus dikelilingi oleh orang-orang berotot selama berolahraga di gym. Belum lagi dibayangi oleh tempelan poster-poster penyemangat dari binaragawan terkenal dengan otot yang mencuat di sana-sini. Ketika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang menganggap bahwa tipe tubuh ideal adalah tubuh yang ramping dan berotot, maka lama kelamaan Anda pun akan mulai meyakini hal yang sama. Sehingga tidak mengherankan bila nantinya Anda malah jadi berpikir bahwa tubuh “normal” Anda adalah tubuh yang “gemuk dan lemah”, bukanlah tubuh yang dianggap menarik.
Kemudian jadi tertanamlah tekad dalam diri bahwa, “Saya harus ramping dan berotot sama seperti mereka”, yang membuat Anda semakin menggebu-gebu berolahraga di gym. Tapi di saat yang sama, orang-orang yang menjadi patokan tubuh ideal Anda juga terus membentuk otot mereka jadi lebih besar lagi sehingga standar Anda pun meninggi mengikuti perubahan arus. Tanpa disadari, upaya tanpa henti mengejar ketertinggalan demi memiliki tubuh ideal ini membuat Anda semakin merasa tertekan dan terintimidasi karena tidak kunjung berhasil menjadi standar yang diinginkan.
Kerja keras membentuk otot demi tubuh ideal bisa memicu gangguan kecemasan
Stereotip tubuh ideal yang terus-menerus dipertontonkan oleh media, termasuk juga apa yang selalu menyambut Anda di gym, bisa berdampak negatif pada kesehatan mental Anda. Memiliki impian bentuk tubuh yang tidak realistis dapat mendorong timbulnya gangguan kejiwaan yang disebut body dysmorphic disorder (BDD), gangguan kecemasan berlebihan terhadap penampilan fisik dan berpikir bahwa tubuh mereka mengidap kelainan.
Kecemasan berlanjut ini kemudian membuat Anda terus-terusan membandingkan fisik Anda dengan orang lain(“Kenapa saya tidak pernah bisa segagah dia?”), khawatir bahwa tubuh Anda tidak “normal” atau “sempurna” di mata orang lain (“Sepertinya upaya gym saya gagal semua, tubuh saya tidak berotot sama sekali!”), dan menghabiskan banyak waktu berkaca di depan cermin meyakinkan diri sendiri bahwa Anda memiliki tubuh yang tidak cukup bagus. Padahal pantulan tubuh “lemah dan kurang berotot” yang Anda lihat di cermin hanyalah sebuah imajinasi.
Gangguan kecemasan ini pada akhirnya bisa menyebabkan Anda jadi menghalalkan berbagai cara demi memiliki tubuh berotot, seperti diet atau olahraga berlebihan hingga menggunakan suntik steroid, yang justru bisa membahayakan kesehatan. Penderita BDD juga bisa mengalami depresi dan bahkan bisa menampilkan kecenderungan bunuh diri karena merasa gagal memiliki bentuk tubuh idaman akibat “tubuh cacat” yang dimilikinya.
Sumber : https://hellosehat.com/otot-terlihat-kecil-di-gym/